Sunday, 1 April 2018


Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an

1.Tarbiyah
  • Istilah tarbiyah diambil dari akar kata (rabba, yarubbu, tarbiyah ) yang ertinya memperbaiki, menguasai, menutun, menjaga, memelihara.
  • Imam al-Baidhawi mengartikan tarbiyah adalah menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit sehingga sempurna.
  • Tarbiyah juga berasal dari akar kata (rabiya, yarba) yang bererti menjadikan sesuatu itu menjadi besar. Selanjutnya kata tarbiyah juga berasal dari kata (raba, yarbu) yang ertinya bertambah, bertumbuh, atau berkembang sebagamana kita jumpai pada ayat al-Qur'an (Q.S. 30:39).
  • Semua erti itu sejalan dengan lafad yang digunakan oleh al-Qur'an untuk menunjukkan proses pertumbuhan dan pekembangan kekuatan baik itu kekuatan fisik, akal maupun akhlak. Bertolak dari ketiga term/lafad tersebut 'Abd Rahman al-Nahlawi menyimpulkan bahawa tarbiyah mengandung empat unsur pokok, iaitu menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dan dilaksanakan secara tertahap.
2. Ta'lim
  • Istilah ta'lim memiliki dua pola atau bentuk jamak.
  • Perbedaan bentuk jamak itu mengakibatkan sedikit perbedaan erti, meskipun tidak begitu signifikan untuk dibedakan.
  • Pertama, ta'lim dengan pola jamak ta'lim mempunyai sembilan erti iaitu informasion (berita), advice (nasihat), instruction (perintah),  direction (petunjuk), teaching (pengajaran),  tranining (latihan), shooling (pendidikan di sekolah), education (pendidikan) dan apprenticeship (bekerja sambil belajar).
  • Kedua, ta’lim dalam pola jamak ta’limat hanya mempunyai dua erti iaitu directives (petunjuk) dan announcement (pengumuman).
  • Ta’lim berasal dari kata (‘allama, yu’allimu, ta’lim), yang bererti megajar (memberi informasi). Lafad tersebut dalam al-Qur’an disebut banyak sekali.
3. Ta’dib
  • Lafal ta’dib setidaknya mempunyai lima macam erti iaitu education (pendidikan), disipline (ketertiban), punishment, chastisement (hukuman) dan disciplinary-punishment (hukuman demi ketertiban).
  • Nampaknya lafal ini lebih mengarah pada perbaikan tingkah laku (Ismail, dkk., 2001:61).
  • Dalam al-Qur’an lafal ta’dib memang tidak ditemukan, tapi lafal itu diambil dari sebuah hadits Nabi yang berbunyi;
  • “Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku.” Istilah ini dimunculkan oleh al-Attas dalam menjelaskan pengertian bahwa ta’dib merupakan alternatif untuk konsep pendidikan Islam.
  • Dalam pandangan al-Attas, menggunakan istilah (lafad) ta’dib, merupakan alternatif yang jauh lebih tepat daripada istilah-istilah lainnya. Pemilihan istilah ta’dib, merupakan hasil analisa tersendiri bagi al-Attas dengan menganalisis dari sisi semantik dan kandungan yang disesuaikan dengan pesan-pesan moralnya.
  • Imam Bukhari –seorang ahli perawi sekaligus kolektor hadits – mengklasifikasikan hadits tersebut di atas ke dalam bab tafsir al-Qur’an. Dalam klasifikasinya, Ia memasukkan hadits tersebut sebagai interpretasi terhadp QS. Al-Tahrim/66:6.
  • Menurut Ibn Hajar, sebagi proses pendidikan yang memerintahkan anggota keluarga untuk bertaqwa dan taat menjalankan perintah Allah dan menjahui larangannya. Kerana hadits ini muncul sebagai perincian atau penjelasan dari QS. Al-Tahrim/66:6, maka esensinya jelas sebagai upaya pendidikan.
  • Sekalipun istilah tarbiyah dan ta’lim telah mengakar dan mempopuler, al-Attas menempatkan ta’dib sebagai sebuah konsep yang dianggap lebih sesuai dengan konsep pendidikan Islam.
  • Dalam penjelasan (Yunus, 1972:37-38), kata ta’dib sebagaimana yang menjadi pilihan al-Attas, merupakan kata (kalimat) yang berasal dari kata addaba yang bererti memberi adab atau mendidik.
  • Dalam pandangan al-Attas, dengan menggunakan term di atas, dapat difahami bahawa pendidikan Islam adalah proses internalisasi dan penanaman adab pada diri manusia. Sehingga muatan substansial yang terjadi dalam kegiatan pendidikan Islam adalah interaksi yang menanamkan adab. Seperti yang diungkapkan al-Attas, bahawa pengajaran dan proses mempelajari keterampilan betapa pun ilmiahnya tidak dapat diertikan sebagai pendidikan apabila di dalamnya tidak ditanamkan ‘sesuatu’ (Ismail SM, dalam Abdul Kholiq, dkk., 1999: 275)
  • Al-Attas melihat bahwa adab merupakan salah satu misi utama yang dibawa Rasulullah yang bersinggungan dengan umatnya. Dengan menggunakan term adab tersebut, bererti menghidupkan Sunnah Rasul.
  • Konseptualisasinya adalah sebagaimana sabdanya: “Tuhanku telah mendidikku (addaba), dengan demikian membuat pendidikanku (ta’dib) yang paling baik (HR. Ibn Hibban).Sesuai dengan ungkapan hadits di atas, bahawa pendidikan merupakan pilar utama untuk menanamkan adab pada diri manusia, agar berhasil dalam hidupnya, baik di dunia ini maupun di akhirat kemudian.
  • Kerana itu, pendidikan Islam dimaksudkan sebagai sebuah wahana penting untuk penanaman ilmu pengetahuan yang memiliki kegunaan pragmatis dengan kehidupan masyarakat. 
Sumber Rujukan:

http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.my/2010/04/konsep-pendidikan-dalam-perspektif.html

No comments:

Post a Comment