Sunday, 1 April 2018


PERKEMBANGAN FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT: EKSISTENSIALISME


Eksistensialisme mempersoalkan keberadaan manusia, dan keberadaan itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah soal kebebasan. Eksistensialisme adalah aliran falsafah yang berpusat pada manusia atau individu yang bertanggungjawab atas kemahuannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialisme sedar bahawa kebenaran bersifat relatif, dan kerananya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.

1.1 LATAR BELAKANG FALSAFAH EKSISTENSIALISME :

            Secara umumnya eksistensialisme merupakan suatu aliran falsafah yang lahir karana ketidakpuasan beberapa ahli falsafah yang memandang bahawa falsafah pada masa yunani hingga moden, adalah seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang manusia. Utamanya adalah berkaitan penolakan untuk mengikuti suatu aliran laindan terhadap kemampuan suatu kumpulan lain mahupun autoriti luarnya.
Apa yang jelas,falsafah eksistensialisme ini muncul selepas Perang Dunia Pertama. Pengasas utama falsafah ini adalah Soren Aabye Kierkegaard  yang lahir di Kopenhagen, Denmark, 5 Mei 1813 dan meninggal di Kopenhagen, Denmark, 11 November 1855 pada umur 42 tahun. Dia adalah seorang ahli falsafah dan teologi pada abad ke-19. Kierkegaard sendiri melihat dirinya sebagai seseorang yang religius dan seorang anti-falsafah, tetapi sekarang ia dianggap sebagai bapa ahli falsafah eksistensialisme
Banyak dari karya-karya Kierkegaard membahas masalah-masalah agama seperti misalnya hakikat iman, lembaga Gereja Kristian, etika dan teologi Kristian, dan emosi serta perasaan individu ketika berhadapan dengan pilihan-pilihan eksistensiaismel.Karya Kierkegaard kadang-kadang digambarkan sebagai eksistensialisme Kristian dan psikologi eksistensial. ia menulis kebanyakan karya awalnya dengan menggunakan berbagai nama samaran dan mengkritik karya-karyanya yang lain yang ditulis dengan menggunakan nama samaran lain.Ludwig Wittgenstein berpendapat bahwa Kierkegaard "sejauh ini, adalah pemikir yang paling mendalam dari abad ke-19".Penekanan pada eksistensi individu inilah yang menjadikan Kierkegaard dianggap sebagai bapak eksistensialisme  dan kemudian diperkenalkan lagi oleh Santre(John Paul Santre).Tulisan-tulisan Jean Paul Satre (1905-1980).Ahli falsafah Prancis terkenal, penulis, dan penulis naskah drama, menjadi yang paling bertanggung jawab untuk penyebaran gagasan-gagasan eksistensialisme yang luas. Menurut Satre (Parkay, 1998), setiap individu terlebih dahulu hadir dan kemudian ia harus memutuskan apa yang ada untuk difahamkan.     
Menurut Parkay (1998) terdapat dua aliran pemikiran eksistensialisme, yang satu bersifat theistic (bertuhan), yang lainnya  atheistic (tidak bertuhan). Kebanyakan dari pandangan-pandangan itu masuk kedalam aliran pemikiran pertama dengan menyebut diri mereka sendiri sebagai kaum Eksistensialisme Kristian dan menunjukkan bahawa manusia memiliki suatu kerinduan akan suatu kewujudwn yang sempurna iaitu Tuhan. Melalui kerinduan ini tidak membuktikan keberadaan Tuhan, orang-orang dapat secara bebas memilih untuk tinggal dalam kehidupan mereka seakan-akan ada Tuhan.
     

Sumber:  http://nountilakad.blogspot.my/2012/03/falsafah-eksistensialisme.html

Disediakan oleh:
LAU MIN FON



No comments:

Post a Comment