PERKEMBANGAN FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT: EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme mempersoalkan keberadaan
manusia, dan keberadaan itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang
berhubungan dengan eksistensialisme adalah soal kebebasan. Eksistensialisme
adalah aliran falsafah yang berpusat pada manusia atau individu yang
bertanggungjawab atas kemahuannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam
mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui
mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialisme
sedar bahawa kebenaran bersifat relatif, dan kerananya masing-masing individu
bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
1.1
LATAR BELAKANG FALSAFAH EKSISTENSIALISME :
Secara
umumnya eksistensialisme merupakan suatu aliran falsafah yang lahir karana
ketidakpuasan beberapa ahli falsafah yang memandang bahawa falsafah pada masa
yunani hingga moden, adalah seperti protes terhadap rasionalisme Yunani,
khususnya pandangan tentang spekulatif tentang manusia. Utamanya adalah
berkaitan penolakan untuk mengikuti suatu aliran laindan terhadap kemampuan
suatu kumpulan lain mahupun autoriti luarnya.
Apa yang jelas,falsafah eksistensialisme
ini muncul selepas Perang Dunia Pertama. Pengasas utama falsafah ini
adalah Soren Aabye Kierkegaard yang lahir di Kopenhagen,
Denmark, 5 Mei 1813 dan meninggal di Kopenhagen, Denmark, 11 November 1855 pada
umur 42 tahun. Dia adalah seorang ahli falsafah dan teologi pada abad ke-19.
Kierkegaard sendiri melihat dirinya sebagai seseorang yang religius dan seorang
anti-falsafah, tetapi sekarang ia dianggap sebagai bapa ahli falsafah
eksistensialisme
Banyak dari karya-karya Kierkegaard
membahas masalah-masalah agama seperti misalnya hakikat iman, lembaga Gereja
Kristian, etika dan teologi Kristian, dan emosi serta perasaan individu ketika
berhadapan dengan pilihan-pilihan eksistensiaismel.Karya Kierkegaard
kadang-kadang digambarkan sebagai eksistensialisme Kristian dan psikologi
eksistensial. ia menulis kebanyakan karya awalnya dengan menggunakan berbagai
nama samaran dan mengkritik karya-karyanya yang lain yang ditulis dengan
menggunakan nama samaran lain.Ludwig Wittgenstein berpendapat bahwa Kierkegaard
"sejauh ini, adalah pemikir yang paling mendalam dari abad ke-19".Penekanan
pada eksistensi individu inilah yang menjadikan Kierkegaard dianggap sebagai
bapak eksistensialisme dan kemudian diperkenalkan lagi oleh
Santre(John Paul Santre).Tulisan-tulisan Jean Paul Satre (1905-1980).Ahli
falsafah Prancis terkenal, penulis, dan penulis naskah drama, menjadi yang
paling bertanggung jawab untuk penyebaran gagasan-gagasan eksistensialisme yang
luas. Menurut Satre (Parkay, 1998), setiap individu terlebih dahulu hadir dan
kemudian ia harus memutuskan apa yang ada untuk difahamkan.
Menurut Parkay (1998) terdapat dua aliran
pemikiran eksistensialisme, yang satu bersifat theistic (bertuhan), yang
lainnya atheistic (tidak bertuhan). Kebanyakan dari
pandangan-pandangan itu masuk kedalam aliran pemikiran pertama dengan menyebut
diri mereka sendiri sebagai kaum Eksistensialisme Kristian dan menunjukkan
bahawa manusia memiliki suatu kerinduan akan suatu kewujudwn yang sempurna
iaitu Tuhan. Melalui kerinduan ini tidak membuktikan keberadaan Tuhan,
orang-orang dapat secara bebas memilih untuk tinggal dalam kehidupan mereka
seakan-akan ada Tuhan.
Sumber: http://nountilakad.blogspot.my/2012/03/falsafah-eksistensialisme.html
Disediakan oleh:
LAU MIN FON
No comments:
Post a Comment